Jumat, 14 Maret 2014

Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil



PEMBERIAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL
 

Imunisasi adalah suatu cara untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau sakit ringan (Depkes RI, 2005).
Kegiatan imunisasi di Indonesia di mulai di Pulau Jawa dengan vaksin cacar pada tahun 1956. Pada tahun 1972, Indonesia telah berhasil membasmi penyakit cacar. Pada tahun 1974, Indonesia resmi dinyatakan bebas cacar oleh WHO, yang selanjutnya dikembangkan vaksinasi lainnya.
Pada tahun 1972 juga dilakukan studi pencegahan terhadap Tetanus Neonatorum dengan memberikan suntikan Tetanus Toxoid (TT) pada wanita dewasa di Jawa Tengah dan Jawa Timur, sehingga pada tahun 1975 vaksinasi TT sudah dapat dilaksanakan di seluruh Indonesia. (Depkes RI, 2005).

Program Imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian dari penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Untuk mencapai hal tersebut, maka program imunisasi harus dapat mencapai tingkat cakupan yang tinggi dan merata di semua wilayah dengan kualitas pelayanan yang memadai. (Dinkes Jambi, 2003).

Pelaksanaan kegiatan imunisasi TT ibu hamil terdiri dari kegiatan imunisasi rutin dan kegiatan tambahan. Kegiatan imunisasi rutin adalah kegiatan imunisasi yang secara rutin dan terus-menerus harus dilaksanakan pada periode waktu yang telah ditetapkan, yang pelaksanaannya dilakukan di dalam gedung (komponen statis) seperti puskesmas, puskesmas pembantu, rumah sakit, rumah bersalin dan di luar gedung seperti posyandu atau melalui kunjungan rumah. Kegiatan imunisasi tambahan adalah kegiatan imunisasi yang dilakukan atas dasar ditemukannya masalah dari hasil pemantauan atau evaluasi (Depkes RI, 2005).

 
Jadwal imunisasi TT pada ibu hamil:
1. Bila ibu hamil sewaktu caten (calon penganten) sudah mendapat TT sebanyak 2 kali, maka kehamilan pertama cukup mendapat TT 1 kali, dicatat sebagai TT ulang dan pada kehamilan berikutnya cukup mendapat TT 1 kali saja yang dicatat sebagai TT ulang juga.
2. Bila ibu hamil sewaktu caten (calon penganten) atau hamil sebelumnya baru mendapat TT 1 kali, maka perlu diberi TT 2 kali selama kehamilan ini dan kehamilan berikutnya cukup diberikan TT 1 kali sebagai TT ulang.
3. Bila ibu hamil sudah pernah mendapat TT 2 kali pada kehamilan sebelumnya, cukup mendapat TT 1 kali dan dicatat sebagai TT ulang.
 

 Cara Pemberian dan dosis:
1. Sebelum digunakan, vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspense menjadi homogen.
2. Untuk mencegah tetanus/tetanus neonatal terdiri dari 2 dosis primer yang disuntikkan secara intramuskular atau subkutan dalam, dengan dosis pemberian 0,5 ml dengan interval 4 minggu. Dilanjutkan dengan dosis ketiga setelah 6 bulan berikutnya. Untuk mempertahankan kekebalan terhadap tetanus pada wanita usia subur, maka dianjurkan diberikan 5 dosis. Dosis ke empat dan ke lima diberikan dengan interval minimal 1 tahun setelah pemberian dosis ke tiga dan ke empat. Imunisasi TT dapat diberikan secara aman selama masa kehamilan bahkan pada periode trimester pertama.
3. Di unit pelayanan statis, vaksin TT yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 4 minggu dengan ketentuan :
• Vaksin belum kadaluarsa
• Vaksin disimpan dalam suhu +2º - +8ºC
• Tidak pernah terendam air.
• Sterilitasnya terjaga
• VVM (Vaccine Vial Monitor) masih dalam kondisi A atau B.
4. Di posyandu, vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi untuk hari berikutnya.


Efek samping jarang terjadi dan bersifat ringan, gejalanya seperti lemas dan kemerahan pada lokasi suntikan yang bersifat sementara dan kadang-kadang gejala demam (Depkes RI, 2005).


PEMBERIAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL
Alat
1.    Bak spuit 1
2.    Bengkok 1
3.    Spuit 3 cc 1
4.    Jarum 1
5.    Vaksin TT
6.    Handskoen 1
7.       Kom alkohol 1

No
Aspek Yang Dinilai
Bbt
Tindak 1
Tindak 2
Ya
Tdk
Ya
Tdk
A
Fase Orientasi





1
Memberikan salam
2




2
Memperkenalkan diri
2




3
Kontrak waktu
3




4
Menjelaskan tujuan umum
3




5
Menanyakan kesiapan pasien
2




B
Fase Kerja





1
Memasang sampiran/menjaga privasi
3




2
Mencuci tangan
4




3
Memakai handskoen
4




4
Mengambil obat dari flakon 0,5 cc dan memasukan dalam bak injeksi
4




5
Membebaskan daerah yang akan diinjeksi
4




6
Menentukan lokasi penyuntikan dengan benar pada muskulus deltoideus
4




7
Membersihkan daerah yang akan disuntik dengan kapas alkohol dengan benar
6




8
Menggunakan ibu jari dan telunjuk untuk meregangkan kulit
6




9
Memasukan jarum dengan sudut 90 derajat, sampai semua jarum masuk dalam jaringan intramuskuler
6




10
Melakukan aspirasi untuk memastikan jarum tidak mengenai pembuluh darah
6




11
Memasukan obat berlahan-lahan sambil melihat reaksi Pasien
6




12
Mencabut jarum dari tempat penyuntikan dan menekan bekas tusukan jarum dengan kapas disinfektan
6




13
Membuang spuit kedalam bengkok
4




14
Mencuci tangan
4




C
Fase Terminasi





1
Melakukan evaluasi tindakan
4




2
Menyampaikan rencana tindak lanjut
4




3
Berpamitan dan ucapan terima kasih
3




D
Penampilan Selama Tindakan





1
Ketenangan selama melakukan tindakan
2




2
Melakukan komunikasi therapetik
3




3
Menjaga keamanan pasien
3




4
Menjaga keamanan perawat
2





Total
100





Paraf Dosen





 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar